Opini
Menjalin Hubungan Baik dengan Negara Islamofobia, Tidak!
Oleh: Dwi Karyanti
(Aktivis Muslimah Bintan)
TanahRibathMedia.Com—Berkunjungnya Presiden Perancis Emmanuel Macron disambut hangat oleh Presiden RI Prabowo Subianto. Prabowo menyebut ini adalah bentuk penghormatan Perancis kepada Indonesia, dan beliau mengingatkan kembali hubungan yang terjalin selama ini karena memegang prinsip saling menghormati. Keikutsertaan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman bersama Menteri Ekonomi, Keuangan, dan Kedaulatan Industri mendampingi presiden Prabowo adalah guna menandatangani declaration of intent (DOI) yang telah disepakati oleh Prancis dan Indonesia, pada Jumat (30-5-2025).
Kerjasama yang disepakati tidak hanya sebatas impor dan ekspor saja, tetapi juga meliputi pertukaran teknologi pertanian, peningkatan kapasitas SDM, pelatihan petani berikut modernisasi alat dan infrastrukturnya, serta riset bersama terkait varietas tanaman tahan iklim ekstrem.
Dalam kunjungannya selama 3 hari di Indonesia, presiden Perancis diberi kesempatan oleh presiden Indonesia untuk berkunjung ke Akademi Militer (Akmil) di Magelang sekaligus mengunjungi candi Borobudur yang letaknya tidak jauh dari Akmil.
Pengamat hubungan internasional Hikmahanto Juwana mengatakan bahwa Macron ingin melihat kualitas sumber daya manusia militer Indonesia. Menurutnya, ini merupakan bagian dari upaya memperdalam kerja sama di bidang pertahanan. Beliau juga menyimpulkan upaya ini sebagai bentuk keyakinan Perancis terhadap potensi Indonesia sebagai mitra strategis, dalam mengembangkan perindustrian alutsista (metronews, 29-05-2025).
Perlu Menjadi Perhatian
Banyak negara di dunia, termasuk negara-negara di Eropa yang salah satunya adalah Perancis mengizinkan penyebaran kebencian terhadap umat Islam dengan melegalkan Islamofobia. Presiden Perancis Emmanuel Macron serta jajaran pemerintahannya secara konsisten berupaya membawa Islamofobia di tengah-tengah masyarakatnya. Negara tersebut memperkenalkan undang-undang yang melarang atau membatasi praktik dan simbol-simbol keagamaan, seperti arangan berhijab, meninggikan menara masjid, dan lain sebagainya.
Konsekuensi dari kebijakan ini tidak hanya memperburuk penolakan terhadap Islam dan diskriminasi yang menyertainya. Bahkan telah sampai ke tingkat penganiayaan yang keji terhadap umat Islam.
Pembunuhan terhadap Aboubakar Cisse yang ditikam hingga tewas pada tanggal 25 April saat sedang melaksanakan salat di Masjid. Kemudian pembunuhan seorang pria Tunisia yang ditembak oleh tetangganya sendiri.
Serangkaian peristiwa yang terjadi di Perancis adalah bukti nyata bahwa Perancis sangat membenci umat muslim. Ini sangat menyakitkan kaum Muslim di seluruh dunia.
Seperti inilah kehidupan suatu negeri ketika negara mengadopsi sistem kapitalisme, yang dibangun atas dasar sekularisme. Negara tidak lagi mempertimbangkan dampak buruk yang akan dihadapi rakyatnya, stabilitas negara di masa mendatang. Mereka menjalin hubungan baik dengan negara-negara tersebut hanya memandang keuntungan. Meskipun keuntungan tersebut hanya dinikmati oleh segelintir orang, tetap saja dilakoni oleh negara. Negara abai dalam mengurus rakyatnya. Sikap tegas dan pembelaan atas kemuliaan agama seharusnya ditunjukkan oleh pemimpin Muslim, terlebih sebagai negara berpenduduk mayoritas Islam.
Bagaimana Islam Memandang?
Islam melarang keras menjalin hubungan apapun dengan negara-negara yang memusuhi umat Muslim. Dalam Islam, seorang pemimpin harus memiliki kewibawaan yang tinggi. Ia tidak bermanis muka pada musuh-musuh Islam. Sikapnya tegas menolak perjanjian apapun dengan negara-negara yang melecehkan kemuliaan Islam, apalagi sampai membunuh seorang Muslim.
Seorang pemimpin akan segera bertindak tegas atas perlakuan tersebut. Seperti yang telah dilakukan oleh Nabi saw. Beliau mengusir Yahudi Bani Qoinuqa keluar dari kota Madinah. Penyebabnya adalah salah seorang dari mereka melecehkan seorang wanita Muslim dengan cara mengaitkan jilbabnya hingga tersibak auratnya.
Sudah saatnya umat Muslim dipimpin oleh seorang khalifah. Sistem khilafah akan menjalankan politik dalam negeri dengan mengurus rakyatnya, memenuhi semua kebutuhannya, dan mengokohkannya menjadi negara yang kuat. Khalifah akan menjadi junnah atau pelindung bagi rakyatnya. Begitu juga dengan aktivitas politik luar negeri. Khilafah akan menjalankan politik luar negeri sesuai dengan aturan-aturan Islam, yaitu dengan dakwah dan jihad.
Dakwah akan menyampaikan keagungan dan keluhuran ajaran Islam ke penjuru dunia. Jihad menyatakan perang bagi negara-negara yang memerangi kaum Muslim. Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh nabi Muhammad saw., kemudian dilanjutkan oleh Khulafaur Rasyidin, dan para khalifah setelahnya.
Wallahu a'lam bishawab.
Via
Opini
Posting Komentar