Telusuri
  • Pedoman Media
  • Disclaimer
  • Info Iklan
  • Form Pengaduan
  • Home
  • Berita
    • Nasional
    • Lensa Daerah
    • Internasional
  • Afkar
    • Opini Tokoh
    • Opini Anda
    • Editorial
  • Remaja
    • Video
  • Sejarah
  • Analisa
    • Tsaqofah
    • Hukum
  • Featured
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Pendidikan Anak
    • Pendidikan Remaja
    • FiksiBaru
Tanah Ribath Media
Beranda Opini Dulu Privasi, Sekarang Dipublikasikan
Opini

Dulu Privasi, Sekarang Dipublikasikan

Tanah Ribath Media
Tanah Ribath Media
27 Mei, 2025 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp

Oleh: Siti Maimunah
(Sahabat Tanah Ribath Media)

TanahRibathMedia.Com—Kita hidup di zaman di mana batas antara kehidupan pribadi dan publik semakin kabur. Seolah-olah semuanya layak dibagikan ke media sosial demi engagement atau validasi semata. Banyak hal yang dulu dianggap sebagai ranah pribadi, kini malah dipublikasikan secara terbuka, bahkan tanpa rasa malu. Dari sinilah muncul fenomena oversharing.

Media sosial kini menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan sadar dan leluasa, seseorang mengunggah berbagai peristiwa dalam hidupnya, mulai dari urusan pribadi, pekerjaan, keluarga, hingga hal-hal yang remeh, seperti berjoget dan berlenggak-lenggok tanpa rasa malu. Semua ini menunjukkan meningkatnya perilaku ‘oversharing’ yang merusak batasan moral dan etika.

Inilah potret kehidupan sekuler, di mana hal-hal yang seharusnya bersifat privasi justru menjadi konsumsi publik. Hidup dalam sistem sekuler membuat banyak orang merasa takut tertinggal tren. Tak hanya itu, gaya hidup hedonis pun semakin menjamur.
Akibatnya, media sosial dipenuhi konten-konten tak layak: foto jenazah yang seharusnya menjadi momen duka malah diposting lengkap dengan caption panjang dan filter dramatis; tutorial makeup yang terlalu menonjolkan aurat; promosi skincare dengan suara manja yang mengundang fitnah; berjoget mengikuti tren tanpa rasa malu; pamer kekayaan hingga kemesraan rumah tangga yang seharusnya menjadi ranah pribadi. Semua ini menunjukkan bagaimana oversharing membawa dampak negatif.

Teknologi yang seharusnya menjadi alat bantu justru membuka jalan lebih luas bagi kemaksiatan. Sifat riya’ (pamer) tumbuh subur, dan peluang penyebaran konten pornografi pun meningkat. Menurut data National Center for Missing and Exploited Children, sepanjang 2020 hingga 2024 terdapat 5,6 juta konten pornografi yang terungkap di Indonesia (Muslimah News, 09-02-2025).

Lebih menyedihkan lagi, mayoritas pengguna media sosial adalah pelajar. Data Statistik Pendidikan 2024 dari BPS mencatat bahwa hampir seluruh peserta didik usia 5–24 tahun menggunakan internet untuk hiburan (90,76%). Sebanyak 67,65% dari mereka menggunakan internet untuk mengakses media sosial, dan hanya 27,53% yang memanfaatkannya untuk pembelajaran daring.

Data ini adalah buah dari sistem sekuler-kapitalisme yang mengusung kebebasan gaya hidup ala Barat. Apa pun yang menghasilkan uang dan menarik perhatian akan terus diproduksi dan disebarluaskan oleh pemilik kepentingan. Sistem sekuler telah mengakar kuat pada generasi muda yang digadang-gadang sebagai generasi emas, tetapi justru kehilangan semangat amar makruf nahi munkar. Mereka menjadi individualis dan permisif terhadap kemaksiatan.

Dari pemaparan di atas, terlihat jelas dampak negatif dari sistem sekuler yang memisahkan kehidupan dengan agama. Akibatnya, kontrol keluarga, peran masyarakat, dan nilai keimanan menjadi lemah, bahkan dianggap tabu.
Berbeda halnya dengan Islam, yang memiliki tiga pilar pelindung dan penyelamat generasi:

1. Peran Negara

Dalam sistem Islam (khilafah), negara akan menerapkan sistem politik, ekonomi, dan pendidikan berdasarkan syariat. Negara akan memfilter serta membatasi konten yang boleh atau tidak boleh disebarluaskan demi menjaga moral generasi. Pendidikan juga dibangun berdasarkan akidah Islam.

2. Kontrol Sosial Masyarakat

Masyarakat memiliki tanggung jawab untuk saling menasihati dan mencegah kemungkaran. Budaya amar makruf nahi munkar dijalankan bersama.

3. Fungsi Keluarga

Keluarga menjadi tempat bernaung, tempat anak-anak mendapat bimbingan dan kasih sayang orang tua. Pendidikan dalam keluarga berdasarkan syariat akan membentuk generasi saleh dan berakhlak mulia.
Via Opini
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru

Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar

- Advertisment -
Pasang Iklan Murah
- Advertisment -
Pasang Iklan Murah

Featured Post

Bom Nuklir untuk Gaza, Urgensi Tegaknya Junnah Umat Islam

Tanah Ribath Media- Juli 08, 2025 0
Bom Nuklir untuk Gaza, Urgensi Tegaknya Junnah Umat Islam
Oleh: Suci Halimatussa’diah  (Ibu Pemerhati Umat) TanahRibathMedia.Com— Benar-benar di luar nalar, mungkin itulah reaksi yang tepat ketika mendenga…

Most Popular

‘Skill Spiritual’ dalam Salat, Menjanjikan Keuntungan Besar di Akhirat

‘Skill Spiritual’ dalam Salat, Menjanjikan Keuntungan Besar di Akhirat

Juli 05, 2025
Indonesiaku Sayang, Indonesiaku Malang

Indonesiaku Sayang, Indonesiaku Malang

Juli 05, 2025
Stok Beras Melimpah tapi Rakyat Makin Susah

Stok Beras Melimpah tapi Rakyat Makin Susah

Juli 02, 2025

Editor Post

Anak Terjerat Prostitusi Online, Dimana Perlindungan Negara?

Anak Terjerat Prostitusi Online, Dimana Perlindungan Negara?

Agustus 06, 2024
Tak Habis Pikir

Tak Habis Pikir

Juni 11, 2023
Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Juni 09, 2023

Popular Post

‘Skill Spiritual’ dalam Salat, Menjanjikan Keuntungan Besar di Akhirat

‘Skill Spiritual’ dalam Salat, Menjanjikan Keuntungan Besar di Akhirat

Juli 05, 2025
Indonesiaku Sayang, Indonesiaku Malang

Indonesiaku Sayang, Indonesiaku Malang

Juli 05, 2025
Stok Beras Melimpah tapi Rakyat Makin Susah

Stok Beras Melimpah tapi Rakyat Makin Susah

Juli 02, 2025

Populart Categoris

Tanah Ribath Media

Tentang Kami

Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Contact us: contact@gmail.com

Follow Us

Copyright © 2023 Tanah Ribath Media All Right Reserved
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Advertisement
  • Contact Us