Telusuri
  • Pedoman Media
  • Disclaimer
  • Info Iklan
  • Form Pengaduan
  • Home
  • Berita
    • Nasional
    • Lensa Daerah
    • Internasional
  • Afkar
    • Opini Tokoh
    • Opini Anda
    • Editorial
  • Remaja
    • Video
  • Sejarah
  • Analisa
    • Tsaqofah
    • Hukum
  • Featured
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Pendidikan Anak
    • Pendidikan Remaja
    • FiksiBaru
Tanah Ribath Media
Beranda Opini Petani Miskin di Sistem Kapitalis
Opini

Petani Miskin di Sistem Kapitalis

Tanah Ribath Media
Tanah Ribath Media
11 Okt, 2024 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp

Oleh: Ummu Rosyid
(Aktivis Muslimah Gresik)

TanahRibathMedia.Com—Harga beras di Indonesia 20 persen lebih mahal dibanding harga beras di pasar global. Saat ini harga beras dalam negeri lebih tinggi se-ASEAN. Menurut Keperwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor  Leste Carolyn Turk, mahalnya harga beras disebabkan beberapa hal, yaitu kebijakan pemerintah tentang membatasi impor dan kenaikan biaya produksi hingga pengecatan tata niaga melalui non tarif, "kebijakan yang mendistorsi harga ini menaikkan harga produk dan mengurangi daya saing pertanian," ucap Carolyn dalam Indonesia International Rice Converence(IIRC) 2024 di Bali Nusa Dua Convertion Center(BNCC),Nusa Dua, Bali, jumat (20-9-2024).

Walaupun seperti itu tingginya harga beras tidak sebanding dengan pendapatan petani lokal. Dari hasil survei pertanian terpadu, Badan Pusat Statistik(BPS) pendapatan Petani dalam negeri sangat kecil kurang dari 1 dolar AS atau rp15.199 /hari kalau dikalikan setahun hanya mencapai 340 dolar AS atau 5,2 juta. "Jadi petani mendapatkan keuntungan rendah, padahal di lain sisi konsumen membayar harga beras dengan harga tinggi,” jelas Carolyn.

Dampak dari tingginya harga beras bagi masyarakat menyeluruh, mereka kesulitan membeli makanan yang bergizi seperti daging, telur, ikan, dan sayur. Untuk itu menaikkan harga beras seharusnya menjadi perhatian khusus bagi penguasa, karena melihat Indonesia adalah negara pertanian terbesar dan beras adalah makanan pokok di sini.

Selain di atas, kenaikan harga beras juga disebabkan oleh sektor pertanian asing. Sedangkan negara tidak pernah memberikan bantuan kepada para petani. Mereka susah payah mencari pupuk, ketika dapat pun harganya sangat mahal sehingga bagi petani hal seperti itu dapat menguras keuangan mereka belum lagi biaya obat pestisida dan lain-lain. Dan ketika panen pun harganya pasti anjlok, hal ini bisa membuat para petani rugi besar karena pengeluaran yang besar tidak dibaring pemasukan yang besar pula (kecil) sehingga membuat para petani di negeri tidak Sejahtera (miskin), walaupun sekarang harga berasnya tinggi.

Di sisi lain negara melakukan batasan impor mengakibatkan stok beras lebih sedikit, sehingga harga beras semakin naik dan itu disebabkan adanya mafia mafia di belakang Ini semua. Memang dibuat seperti ini agar bisa dibuka kran impor beras yang di dalamnya banyak menguntungkan oligarki.

Dari gambaran di atas menunjukkan betapa buruknya sistem kapitalis yang hanya menguntungkan pemodal. Pemerintah tidak benar-benar ingin membantu para petani. Penguasa hanya berfungsi sebagai regulator atau penyalur mengambil untuk sendiri dari oligarki dan menjadikan masyarakat sebagai pembeli atau konsumen. 

Dalam Islam menetapkan harga yang lebih tinggi dari harga pasar hukumnya haram. Karena penetapan harga yang sangat tinggi dapat merugikan penduduk, mengingat beras adalah kebutuhan pokok masyarakat Indonesia. Seharusnya membuat harga yang adil adalah dengan tidak merugikan pembeli maupun penjual, harga dibuat harus diimbangi dengan penawaran dan permintaan pasar.

Negara Islam akan menjaga kesediaan pangan beserta harganya seperti menyediakan lahan pertanian, memberikan kualitas benih unggul, pupuk yang mudah didapat, mendapatkan ilmu pertanian, meminimumkan alih fungsi lahan ke swasta, mengatur distribusi yang bisa meminimkan biaya dan memberikan sanksi tegas ketika ada kecurangan di dalamnya.

"Wahai Rasulullah barang-barang di kota Madinah mengalami kenaikan harga," keluh  seorang sahabat Nabi suatu hari.  "Tentukanlah harga." Ia melanjutkan.  

Mendengar hal ini, Nabi Muhammad saw. tidak Lantas melakukan penentuan harga namun memberikan nasehat yang bijak,  "Sesungguhnya Allah lah yang menjadikan harga naik atau turun”.  Setelah itu beliau diminta untuk menentukan harga, dan beliau memerintah sahabat untuk berdoa kepada Allah.
Via Opini
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru

Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar

- Advertisment -
Pasang Iklan Murah
- Advertisment -
Pasang Iklan Murah

Featured Post

Dampak Kapitalisme Digital terhadap Krisis Mental Generasi Muda

Tanah Ribath Media- Desember 19, 2025 0
Dampak Kapitalisme Digital terhadap Krisis Mental Generasi Muda
Oleh: Elsa (Muslimah Kebumen) TanahRibathMedia.Com— Di era digital saat ini, kemajuan teknologi sering dipersepsikan sebagai simbol kemudahan dan k…

Most Popular

Mengepak Sayap Dakwah, agar Terbang di Setiap Paragraf Naskah

Mengepak Sayap Dakwah, agar Terbang di Setiap Paragraf Naskah

Desember 15, 2025
Bencana Sumatra, Bukti Kerakusan Kapitalis

Bencana Sumatra, Bukti Kerakusan Kapitalis

Desember 15, 2025
Banjir Sumatra dan Aceh, Bencana Alam atau Bencana Ulah Oligarki?

Banjir Sumatra dan Aceh, Bencana Alam atau Bencana Ulah Oligarki?

Desember 15, 2025

Editor Post

Tak Habis Pikir

Tak Habis Pikir

Juni 11, 2023
Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Juni 09, 2023
Anak Terjerat Prostitusi Online, Dimana Perlindungan Negara?

Anak Terjerat Prostitusi Online, Dimana Perlindungan Negara?

Agustus 06, 2024

Popular Post

Mengepak Sayap Dakwah, agar Terbang di Setiap Paragraf Naskah

Mengepak Sayap Dakwah, agar Terbang di Setiap Paragraf Naskah

Desember 15, 2025
Bencana Sumatra, Bukti Kerakusan Kapitalis

Bencana Sumatra, Bukti Kerakusan Kapitalis

Desember 15, 2025
Banjir Sumatra dan Aceh, Bencana Alam atau Bencana Ulah Oligarki?

Banjir Sumatra dan Aceh, Bencana Alam atau Bencana Ulah Oligarki?

Desember 15, 2025

Populart Categoris

Tanah Ribath Media

Tentang Kami

Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Contact us: contact@gmail.com

Follow Us

Copyright © 2023 Tanah Ribath Media All Right Reserved
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Advertisement
  • Contact Us