Telusuri
  • Pedoman Media
  • Disclaimer
  • Info Iklan
  • Form Pengaduan
  • Home
  • Berita
    • Nasional
    • Lensa Daerah
    • Internasional
  • Afkar
    • Opini Tokoh
    • Opini Anda
    • Editorial
  • Remaja
    • Video
  • Sejarah
  • Analisa
    • Tsaqofah
    • Hukum
  • Featured
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Pendidikan Anak
    • Pendidikan Remaja
    • FiksiBaru
Tanah Ribath Media
Beranda Opini Harga Beras Terus Naik, Kenapa Petani Tidak Sejahtera?
Opini

Harga Beras Terus Naik, Kenapa Petani Tidak Sejahtera?

Tanah Ribath Media
Tanah Ribath Media
02 Okt, 2024 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp


Oleh: Widdiya Permata Sari 
(Komunitas Muslimah Perindu Surga)

TanahRibathMedia.Com—Bank Dunia memaparkan bahwa harga beras di Indonesia mengalami kenaikan dibandingkan di pasar global yakni harga beras di Indonesia mencapai 20 persen lebih mahal dibandingkan dengan harga beras di pasar global. Bahkan yang tidak terduga di kawasan ASEAN harga beras saat ini mengalami kenaikan tertinggi. 

Ada beberapa faktor penyebab naikanya beras saat ini, seperti halnya diutrakan oleh Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor-Leste Carolyn Turk mereka menyatakan adanya kebijakan dari pemerintah tentang pembatasan impor serta kenaikan dari biaya produksi bahkan pengetatan dari tata niaga melalui non tarif. 

Bahkan mereka menyoroti tingginya harga beras dalam negeri ini tidak sebanding dengan pendapatan petani lokal. Tidak hanya itu pihak Badan Pusat Statistik (BPS), merangkum dari hasil Survei Pertanian Terpadu, menyatakan bahwa pendapatan rata-rata petani kecil selama ini kurang dari 1 dollar AS atau dirupiahkan mencapai Rp 15.199 per hari. Sementara, untuk pendapatan petani per tahun hanya mencapai 341 dollar AS atau dirupiahkan menjadi  Rp 5,2 juta (www.kompas.com,  20-9-2024) . 

Faktor Biaya Produksi Tinggi

Ketika biaya produksi tinggi, maka harga beras pun menjadi tinggi semua ini terjadi karena beberapa faktor,  di antaranya yang paling mempengaruhi yaitu sektor pertanian di negeri ini dari hulu hingga hilir sudah dikuasai oleh oligarki. Sementara selama ini negara tidak pernah memberikan bantuan apa pun kepada petani yang ada petani dipaksa untuk mandiri, terlebih lagi keadaan petani saat ini hanya memiliki sedikit modal.

Seperti halnya dikutif dari tempo.com (16-7-2024), hasil wawancara dengan seorang petani yang tinggal di wilayah yang masih dikelilingi dengan wilayah sawah yang begitu luas. Mereka menceritakan kesulitan-kesulitan dalam bertani di antaranya yaitu tentang sulitnya pengairan sawah ketika musim kemarau, ditambah lagi harga pupuk yang terus mengalami kenaikan, bahkan harga padi yang sama sekali belum memberikan keuntungan yang bisa menyejahterakan petani. 

Korban Penerapan Sistem Kapitalisme

Di sisi lain  saat ini negara sedang melakukan sebuah strategi yaitu melakukan pembatasan terhadap impor beras menyebabkan terjadinya ketersediaan beras menjadi lebih sedikit, sehingga harga beras dalam negeri mengalami kenaikan dibandingkan dengan harga beras impor. 

Dari sinilah terjadinya pembukaan peluang untuk terus mengimpor beras makin besar, maka ketika semua itu terus terjadi sementara harga beras lokal mahal, tentu saja pembukaan dari impor beras ini akan terus menguntungkan oligarki bahkan akan terus menyengsarakan petani. 

Tidak hanya itu saat ini banyak sekali ritel-ritel yang menguasai bisnis beras bisa dengan mudah memainkan harga beras di pasaran. Semua sudah jelas bahwa semua kebijakan terkait pertanian begitu condong kepada kepentingan para pemilik modal tanpa memperdulikan  nasib para petani maka inilah hasil dari buah penerapan dari sistem kapitalisme, di mana sistem ini telah mampu memposisikan negara sebagai regulator bahakan fasilitator saja bukan pengurus urusan rakyat. 

Seharusnya negeri yang memiliki lahan pertanian yang luas akan mampu menjamin semua kebutuhan pokok beras tanpa tergantung pada impor yang jelas-jelas merugikan petani bahkan menyengsarakan rakyat. Namun jauh dari kenyataan, negara yang menerapkan sistem kapitalis akan abai terhadap hal ini, bahkan tidak akan ada suatu langkah untuk menunjang optimalisasi suatu beras dalam negeri. 

Maka harus dipahami bahwa persoalan harga beras yang semakin naik selama ini merupakan akibat dari pengelolaan pangan yang masih disandarkan kepada sistem kapitalisme yang dengan mudah memberikan keleluasaan pada pihak swasta  untuk menguasai semua sektor pertanian termasuk sektor beras untuk mendapatkan sebuah keuntungan. 

Hilangnya Fungsi Negara Sebagai Raa'in

Maka di sinilah hilangnya fungsi negara sebagai raa'in di mana negara sebagai pengurus serta menjamin  kesejahteraan rakyat dan petani. Maka berbeda sekali ketika Islam mengatur pengelolaan kebutuhan pokok termasuk beras, di mana beras merupakan  kebutuhan pokok yang termasuk salah satu komoditas strategis yang  dimana wajib dikelola oleh negara. Sehingga dalam politik Islam mewajibkan sebuah negara untuk  memenuhi semua kebutuhan pokok rakyatnya yang bertujuan untuk  mewujudkan ketahanan pangan. 

Upaya Negara Islam

Upaya negara dalam meningkatkan produksi beras yaitu dengan cara melalui intensifikasi dengan menyerahkan kepada rakyat agar mengadopsi teknologi dari mana pun yang mampu memberikan sebuah hasil produksi yang lebih baik dari sebelumnya. Bahkan negara pun akan meningkatkan kemampuan petani agar lebih mumpuni lagi dalam bidang pertanian. Dengan demikian negara tidak akan pernah menyerahkan semua itu kepada pihak asing. Namun akan senantiasa  menyejahterakan para petani dalam negeri. 
Via Opini
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru

Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar

- Advertisment -
Pasang Iklan Murah
- Advertisment -
Pasang Iklan Murah

Featured Post

Kemerdekaan yang Kehilangan Arah: Penjajahan Masih Mengikat Negeri Ini

Tanah Ribath Media- Agustus 25, 2025 0
Kemerdekaan yang Kehilangan Arah: Penjajahan Masih Mengikat Negeri Ini
Oleh: Mujiman (Lulusan API 3 - 2025) TanahRibathMedia.Com— Setiap tanggal 17 Agustus, suasana negeri berubah riuh. Bendera merah putih berkibar di …

Most Popular

Generasi Dikepung Maksiat, Islam Satu-satunya Penyelamat

Generasi Dikepung Maksiat, Islam Satu-satunya Penyelamat

Agustus 21, 2025
Rusaknya Generasi Akibat Penerapan Sistem Yang Salah

Rusaknya Generasi Akibat Penerapan Sistem Yang Salah

Agustus 21, 2025
Kelaparan di Gaza, antara Seruan Bantuan dan Kepemimpinan Umat

Kelaparan di Gaza, antara Seruan Bantuan dan Kepemimpinan Umat

Agustus 21, 2025

Editor Post

Tak Habis Pikir

Tak Habis Pikir

Juni 11, 2023
Anak Terjerat Prostitusi Online, Dimana Perlindungan Negara?

Anak Terjerat Prostitusi Online, Dimana Perlindungan Negara?

Agustus 06, 2024
Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Juni 09, 2023

Popular Post

Generasi Dikepung Maksiat, Islam Satu-satunya Penyelamat

Generasi Dikepung Maksiat, Islam Satu-satunya Penyelamat

Agustus 21, 2025
Rusaknya Generasi Akibat Penerapan Sistem Yang Salah

Rusaknya Generasi Akibat Penerapan Sistem Yang Salah

Agustus 21, 2025
Kelaparan di Gaza, antara Seruan Bantuan dan Kepemimpinan Umat

Kelaparan di Gaza, antara Seruan Bantuan dan Kepemimpinan Umat

Agustus 21, 2025

Populart Categoris

Tanah Ribath Media

Tentang Kami

Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Contact us: contact@gmail.com

Follow Us

Copyright © 2023 Tanah Ribath Media All Right Reserved
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Advertisement
  • Contact Us