Telusuri
  • Pedoman Media
  • Disclaimer
  • Info Iklan
  • Form Pengaduan
  • Home
  • Berita
    • Nasional
    • Lensa Daerah
    • Internasional
  • Afkar
    • Opini Tokoh
    • Opini Anda
    • Editorial
  • Remaja
    • Video
  • Sejarah
  • Analisa
    • Tsaqofah
    • Hukum
  • Featured
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Pendidikan Anak
    • Pendidikan Remaja
    • FiksiBaru
Tanah Ribath Media
Beranda Opini Ada Misi Moderasi pada Kunjungan Paus Fransiskus?
Opini

Ada Misi Moderasi pada Kunjungan Paus Fransiskus?

Tanah Ribath Media
Tanah Ribath Media
19 Sep, 2024 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp

Oleh: R. Raraswati
(Sahabat Tanah Ribath Media)

TanahRibathMedia.Com—Kedatangan Paus Fransiskus di Indonesia disambut Istimewa. Kunjungan pemimpin Gereja Katolik pada tanggal 3-6 September 2024 ini bertujuan menghadiri pertemuan dengan para tokoh lintas agama. Di balik tujuan tersebut dimungkinkan ada misi moderasi yang diemban. Hal ini dilihat adanya pertemuan yang juga digelar di Masjid Istiqlal, Jakarta, dengan dalih spirit toleransi beragama sebagaimana dilansir dari bbc.news.com (5-9-2024). 

Sambutan untuk Paus Fransiskus

Sebagai Muslim, memang diajarkan menyambut tamu dengan baik, tetapi mestinya tidak perlu ikut penyambutan Paus Fransiskus dengan heboh. Apalagi penyambutan tersebut diadakan di Kompleks Gereja Katedral. Sanjungan terhadap Paus yang berlebihan tidak seharusnya diberikan oleh seorang Muslim, apalagi sampai diwarnai tangis karena bangga telah bertemu dengan pemimpin Katolik sedunia tersebut.

Toleransi antar umat beragama juga diajarkan Islam sebagai bentuk penjagaan perdamaian dan kerukunan. Namun, ada batasan yang diatur syariat agar tidak sampai jatuh pada pluralisme, sebuah paham yang menganggap semua agama sama dan kebenarannya relatif.

Jadi, penyambutan Paus Fransiskus di Gereja Katedral tidak seharusnya diikuti oleh kaum muslimin. Paus juga tidak perlu diminta untuk datang ke Masjid Istiqlal, karena agama merupakan urusan masing-masing individu yang tidak saling menyembah sesembahan agama lain. Hal ini telah dilarang oleh Islam sebagaimana dalam Al Qur’an surah Al Kafirun ayat 6, yang artinya, 
“Untukmu agamamu dan untukku agamaku.”

Ayat tersebut jelas tidak boleh mencampuradukkan agama. Masing-masing memiliki sesembahan yang diyakini kebenarannya. Pluralisme yang sekarang dibungkus dengan moderasi tidak sesuai dengan ajaran Islam. Maka, sebagai umat Islam kita harus bisa bijak menghadapi hal-hal yang bisa menggerus keimanan melalui misi moderasi beragama.

Misi Moderasi

Kedatangan Paus Fransiskus ke Indonesia dalam pertemuan dengan para tokoh lintas agama memperlihatkan adanya misi moderasi. Isu perdamaian dan dukungan terhadap Palestina yang digunakan untuk membalut kedatangan paus disambut baik oleh pemerintah beserta masyarakat. Padahal, ia mendukung solusi dua negara yang sejatinya tidak dikehendaki Kaum Muslimin, terlebih warga Palestina. Solusi tersebut jelas akan merugikan Palestina dan menguntungkan Zionis Yahudi.

Mungkin tidak banyak masyarakat yang tahu ada apa di balik moderasi beragama itu. Sejatinya moderasi beragama merupakan sebuah misi besar Barat yang dibalut toleransi dan perdamaian. Barat berusaha mengemas misi tersebut dengan sangat rapi dan menarik, sampai banyak orang yang tidak merasakan bahayanya terhadap akidah umat. Melalui jalan tengah, Barat menyebut sebagai cara menghargai semua perbedaan. Namun, pada kenyataannya ini merupakan proyek besar untuk melemahkan akidah umat Islam.

Begitu rapi dan apiknya Barat dalam menyampaikan visi moderasi, hingga umat Islam mengikuti arus dengan senang hati. Sungguh menyedihkan melihat lemahnya akidah umat Islam di Indonesia. Kaum Muslimin harusnya memegang teguh ayat-ayat Al-Qur'an terutama yang berisi penguatan akidah di antaranya adalah firman Allah Swt. dalam surah Ali Imran ayat 19 yang artinya, 
”Sesungguhnya agama yang diridai di sisi Allah Swt. adalah Islam.”

Dengan menanamkan ayat tersebut dalam hati, umat Islam tidak perlu mengadakan sambutan terhadap Paus. Terlebih sampai memberikan panggung agar Paus berceramah di Masjid Istiqlal yang dihadiri kaum muslimin dengan pakaian serupa dengan yang sering dipakai oleh jemaah Nasrani. Sungguh, ini pendangkalan akidah yang nyata.

Islam sebagai Ideologi

Sejatinya dengan berpegang teguh pada surah Ali Imran ayat 19 itu saja, kaum muslimin bisa menjadikan Islam sebagai ideologi dalam kehidupannya. Islam memberikan aturan yang sempurna untuk dijalankan semua manusia. Dengan kesempurnaan Islam itulah seorang Muslim tidak perlu lagi mengikuti agama lain apalagi mengambil jalan tengah untuk mendatangkan perdamaian.

Kesempurnaan Islam juga telah Allah tegaskan surah Al-Maidah ayat 3 yang artinya, 

"Pada hari ini telah Aku sempurnakan untuk kalian agama kalian, telah aku cukupkan nikmat-Ku kepada kalian dan telah Aku ridai Islam menjadi agama kalian.”

Dengan demikian, kaum muslimin tidak perlu khawatir dan harus yakin dengan janji Allah yang telah mencukupkan nikmat melalui agama Islam.

Khatimah

Berdasarkan firman Allah yang telah menyempurnakan Islam bagi manusia, kaum muslimin harus mampu menolak dan melawan ide dan misi moderasi agama. Hal itu karena moderasi berasal dari Islam. Moderasi justru dibentuk untuk memuluskan penjajahan terhadap dunia Islam dengan mengarahkan sudut pandang kaum muslimin sehingga menerima ajaran Barat berupa sekularisme, pluralisme, dan liberalisme. Jelas hal ini akan merusak akidah umat Islam di dunia dan di Indonesia pada khususnya.

Umat Islam harus terus disadarkan terhadap kewajibannya untuk senantiasa terikat dengan hukum syarak. Cukup syariat Islam sebagai standardisasi perbuatan kaum muslimin, tidak perlu mencari jalan tengah apalagi mengakui semua agama sama. Wallahu’alam bi shawab.
Via Opini
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru

Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar

- Advertisment -
Pasang Iklan Murah
- Advertisment -
Pasang Iklan Murah

Featured Post

Empat Sahabat, Satu Visi Peradaban(Sebuah cerita fiksi-naratif)

Tanah Ribath Media- Juli 17, 2025 0
Empat Sahabat, Satu Visi Peradaban(Sebuah cerita fiksi-naratif)
Oleh: Maman El Hakiem (Pegiat Literasi)  TanahRibathMedia.Com— Pagi itu, udara terasa bersih, menyegarkan. Sinar mentari Muharram menyelinap lembut…

Most Popular

Wanita Kuat Tak Tumbang karena Keadaan

Wanita Kuat Tak Tumbang karena Keadaan

Juli 12, 2025
SPMB Kacau, Potret Buram Digitalisasi Pendidikan Kapitalistik

SPMB Kacau, Potret Buram Digitalisasi Pendidikan Kapitalistik

Juli 12, 2025
Zionis Yahudi Menggila di Gaza, Keberadaan Khilafah Tak Boleh Ditunda

Zionis Yahudi Menggila di Gaza, Keberadaan Khilafah Tak Boleh Ditunda

Juli 14, 2025

Editor Post

Tak Habis Pikir

Tak Habis Pikir

Juni 11, 2023
Anak Terjerat Prostitusi Online, Dimana Perlindungan Negara?

Anak Terjerat Prostitusi Online, Dimana Perlindungan Negara?

Agustus 06, 2024
Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Juni 09, 2023

Popular Post

Wanita Kuat Tak Tumbang karena Keadaan

Wanita Kuat Tak Tumbang karena Keadaan

Juli 12, 2025
SPMB Kacau, Potret Buram Digitalisasi Pendidikan Kapitalistik

SPMB Kacau, Potret Buram Digitalisasi Pendidikan Kapitalistik

Juli 12, 2025
Zionis Yahudi Menggila di Gaza, Keberadaan Khilafah Tak Boleh Ditunda

Zionis Yahudi Menggila di Gaza, Keberadaan Khilafah Tak Boleh Ditunda

Juli 14, 2025

Populart Categoris

Tanah Ribath Media

Tentang Kami

Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Contact us: contact@gmail.com

Follow Us

Copyright © 2023 Tanah Ribath Media All Right Reserved
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Advertisement
  • Contact Us