Opini
Gen Z, Bagaimana Bisa Jadi Agen Perubahan?
Oleh: Tri 
(Karyawan Swasta)
TanahRibathMedia.Com—Kutipan pidato dari presiden RI pertama yang sangat terkenal “Beri aku 10 pemuda, niscaya akan aku goncangkan dunia“, bermakna bahwa kekuatan, semangat dan inovasi  yang dimiliki generasi muda bisa membawa ide-ide segar dan menggocang dunia untuk keadilan dan kemajuan. Juga adagium yang sangat kita kenal “Pemuda adalah agent of change (agen perubahan)“ menegaskan bahwa peran krusial pemuda adalah sebagai generasi penerus, penggerak inovasi, dan katalisator positif dalam masyarakat. Mereka memiliki kemampuan unik untuk beradaptasi dengan zaman, memotivasi komunitas serta mendorong pembangunan dan pembaruan diberbagai bidang, baik sosial, ekonomi maupun lingkungan.
Pemuda masa kini atau yang kita sebut sebagai Gen Z mempunyai karakteristik yakni digital native, yang terampil menggunakan teknologi, kreatif dan ekspresif melalui media digital serta pragmatis dan ambisius dalam mencapai tujuan pribadi. Generasi ini juga dikenal toleran terhadap perbedaan, peduli pada isu sosial dan menghargai pengalaman diatas kepemilikan barang.
Fakta aksi demonstrasi, unjuk rasa hingga berbagai aspirasi yang ramai disuarakan masyarakat di media sosial belakangan ini mencerminkan cara generasi Z (Gen Z) merespon tekanan. Menurut Psikolog Universitas Indonesia, Prof. Rose Mini Agoes Salim, menyoroti fenomena meningkatnya jumlah anak di bawah umur yang ikut aksi demonstrasi bisa menjadi ajang belajar menyampaikan pendapat, namun remaja rentan terprovokasi karena kontrol diri mereka yang belum matang (Kompas.com, 2 September 2025).
Aksi-aksi demonstrasi yang dilakukan masyarakat tersebut, termasuk aksi demonstrasi besar-besaran tahun 1998, yang disebut sebagai Gerakan reformasi yang menunutut pengunduran diri Presiden Suharto.Puncaknya adalah terjadinya tragedi Trisakti, di mana aparat keamanan menembak mati 4 mahasiswa, disusul pendudukan gedung DPR/MPR oleh mahasiswa. Aksi tersebut akhirnya berhasil dengan pengunduran diri presiden Suharto, menunjukkan bahwa kekuatan masyarakat (dalam hal ini pemuda), mampu mengubah tatanan kenegaraan yang dianggap tidak tepat (zalim) untuk diperbaiki. 
Memang, adalah fitrah manusia dengan naluri baqa’nya (naluri mempertahankan diri), untuk menolak kezaliman dan membutuhkan solusi untuk menghilangkan kezaliman tersebut. Aksi-aksi demonstrasi yang ada, dan sekarang yang lagi marak yang dipicu oleh tingginya gaji anggota dewan dengan kinerja ala kadarnya yang bisa kita saksikan di negeri ini, meskipun ada yang sampai bisa menurunkan presiden dari jabatannya, namun tidak bisa membawa perubahan kepada tatanan kehidupan menjadi lebih baik. Hasil yang didapatkan hanya pergantian personil, yang tetap menjalankan tata aturan yang sama sehingga tidak bisa merubah apapun bagi kehidupan masyarakat, tapi justru malah kehidupan yang semakin sulit yang dirasakan oleh rakyat.
Nabi kita, nabi Muhammad Saw telah memberikan contoh / tauladan, bagaimana beliau bisa mengubah masyarakat Makkah yang jahiliyah saat itu bisa berubah menjadi masyarakat Islam dengan peradabannya yang tinggi.
Yang pertama-tama beliau lakukan adalah menyeru kepada seluruh manusia “Ucapkanlah Laa Ilaha Illallah, niscaya kalian akan beruntung“. Dalam tataran ini beliau menyampaikan bahwa tidak ada yang layak disembah, ditaati, dan yang berhak membuat hukum (aturan) selain Allah. Ini adalah dasar atau pondasi kehidupan manusia.
Langkah selanjutnya, beliau melakukan tatsqif (pembinaan) kepada para sahabat dengan fikrah Islam agar keimanan mereka kokoh dan mereka siap berjuang untuk perubahan. Dalam hal ini beliau terbanyak membina kalangan pemuda seperti Ali bin Abi Tholib, Zaid bin Haritsah, Abu Bakar Ash Shidiq, Bilal bin Rabah dan banyak dari kalangan pemuda lainnya
Begitu para sahabat sudah kokoh keimanannya ditahap pembinaan, beliau memasuki tahapan yang kedua yaitu berinteraksi dengan umat. Beliau beserta para sahabat, mulai mendakwahkan Islam secara terang-terangan di tengah-tengah masyarakat sekaligus membongkar kebusukan sistem kufur yang ada saat itu hingga opini umum berpihak pada Islam. Sampai pada tahapan ini, masyarakat dibentuk untuk siap menerima diterapkan aturan-aturan Allah (Islam) dalam kehidupan mereka,
Tahapan yang terakhir yang dilakukan Rasulullah adalah menggalang dukungan dari para pemilik kekuasaan, untuk menegakkan sistim politik dan pemerintahan Islam. Dalam tahap ini, dilakukan dengan jalan damai tanpa kekerasan sama sekali apalagi dengan cara people power atau gerakan massa yang seringkali menjurus pada anarkisme/kekerasan.
Dengan langkah-langkah tersebut akhirnya beliau berhasil meraih kekuasaan secara damai dari para penguasa di Madinah yang didukung oleh mayoritas masyarakatnya saat itu. Begitu kekuasaan sudah didapatkan maka berdirilah negara yang menerapkan aturan Islam yang telah merubah total aturan kufur yang selama itu telah dijalankan. 
Demikianlah, dengan proses pembinaan, berinteraksi dengan umat dan mencari dukungan kepada pemilik kekuasaan, perubahan hakiki akan berhasil dicapai, bukan perubahan yang hanya sekedar berhasil menjatuhkan penguasa lama dan melahirkan penguasa baru, dengan tetap menjalankan aturan-aturan yang sama, melainkan tumbangnya seluruh sistim buruk diganti dengan sistim Islam dan penguasa-penguasa Islam yang amanah.
“Apakah sistem hukum jahiliyah yang mereka kehendaki. Hukum siapakah yang lebih baik dari pada hukum Allah bagi orang-orang yang yakin“. (TQS Al Maidah ayat 50)
Siapakah teladan terbaik bagi kita, selain Nabi Muhammad saw?
Gen Z, dengan segala karakteristik kelebihannya, dengan meneladani jalan Rasul-Nya, bisa membawa perubahan hakiki untuk keselamatan umat dunia akhirat.
Wallahu alam bissowab.
Via
Opini
 
Posting Komentar