Editorial
Refleksi 80 Tahun Kemerdekaan Indonesia
Oleh: Nai Ummu Maryam
(Pemred Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Semarak dan gembira! Begitulah kebahagiaan perayaan kemerdekaan di Istana Negara pada saat 17 Agustus kemarin. Pengibaran bendera pusaka dan iringan lagu kebangsaan menambah khidmat suasana. Tak ketinggalan alunan musik dan tarian tradisional turut mewarnai panggung dan lapangan Istana Negara. Semua tamu undangan dan peserta upacara terlihat sangat bahagia. Mereka menari, berjoget gembira, dan tersenyum ria. Perayaan tahun ini lebih berasa bedanya, karena perayaan yang biasanya bersifat kaku dan serius, kini berpadu dengan suasana santai dan rileks.
Mari kita refleksi sejenak, angka 80 tahun bukanlah angka yang sedikit. Ibarat manusia, angka ini menunjukkan kondisi yang lansia. Seharusnya angka 80 tahun adalah angka yang menyadarkan kita semua bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara. Tipu daya harta, jabatan, dan kepemimpinan adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Allah Swt. Lantas, di angka yang sudah 80 tahun, apakah negeri kita sudah merdeka? Apakah kemerdekaan hanya cukup dengan upacara atau seremonial belaka? Jawabannya, tentu tidak. Kita belum benar-benar merdeka.
Ternyata kita makin sadar, bahwa kemerdekaan bukan tentang perayaan dan kegembiraan. Tidak cukup dengan itu. Kemerdekaan adalah cermin dari kesejahteraan dan ketaatan seluruh rakyatnya kepada Sang Pencipta. Perayaan kemerdekaan juga harus selaras dengan nilai-nilai syariat, agar esensi keberkahan juga didapat.
Kemerdekaan yang hakiki saat ini belum kita raih sepenuhnya. Hal ini sangat terlihat dari ekonomi rakyat yang masih terpuruk, hukum keadilan yang belum pulih, politik kekuasaan yang saling beradu, PHK massal di mana-mana, lapangan pekerjaan yang sempit, pendidikan yang mahal, jaminan kesehatan yang minim, hingga harga kebutuhan pokok pun masih sulit untuk digapai secara mandiri.
Yakin kita bangkit. Rasa optimis masih bisa kita genggam, asalkan kita sadar dan kembali kepada aturan Islam. Demokrasi - kapitalis dan sekularisme telah menjauhkan umat dari ketaatan kepada Allah. Jika kita ingin meraih kemerdekaan hakiki maka terapkan aturan ilahi. Semoga negeri ini segera pulih, bangkit dan terlepas dari segala bentuk penjajahan dan merasakan kemerdekaan yang hakiki yang tanahnya diberkahi Sang Ilahi Rabbi.
Wallahua'lam.
Via
Editorial
Posting Komentar