Nafsiyah
Jangan Gantungkan Hati pada Rasa, Tapi pada Allah
Oleh: Nabila Zidane
(Jurnalis)
TanahRibathMedia.Com—Kadang hati itu kayak aplikasi HP yang kebanyakan tab terbuka jadinya panas, nge-lag, dan ujung-ujungnya force close. Hari ini semangat 45, besoknya malah males hidup. Pagi-pagi bilang, “Aku bisa kok sabar,” sore-sore udah ngetik panjang di notes, “Kapan ya Allah semua ini selesai?”
Tenang, kamu nggak sendiri. Rasulullah saw. sudah ngasih clue bahwa hati manusia memang gampang banget berubah. Dalam hadis riwayat Tirmidzi, beliau berdoa,
“Yaa muqallibal quluub, tsabbit qalbi ‘alaa diinik.”
(Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu).
Kalau Nabi aja minta hati ditetapkan, apalagi kita yang tiap hari hatinya naik turun kayak yoyo. Kenapa hati manusia gampang terbolak-balik?
Ulama mengatakan, hati itu disebut qalb karena asal katanya dari taqallub alias berubah-ubah. Imam Ibnul Qayyim juga pernah menjelaskan bahwa hati manusia itu cepat banget berpaling dari satu kondisi ke kondisi lain, makanya butuh terus dijaga dengan zikir dan ibadah.
Allah juga nmemberi warning dalam Al-Qur’an surah Al-Anfal ayat 24,
“Dan ketahuilah bahwa Allah membatasi antara manusia dan hatinya, dan sesungguhnya kepada-Nya-lah kamu akan dikumpulkan.”
Artinya, jangan terlalu percaya diri dengan perasaan hari ini, karena besok bisa saja berubah drastis.
Tips Mengatasi Hati Bolak-Balik Rasa
Pertama, upgrade fokus dari drama ke doa.
Kalau hati lagi naik-turun kayak grafik saham, coba alihkan fokus. Daripada sibuk menganalisa drama perasaan sendiri, lebih baik drama itu dipindahin jadi doa.
Imam Hasan al-Bashri berkata, “Obat hati adalah zikir dan doa.”
Jadi, kalau hati lagi benci-benci sayang, langsung ganti channel, “Ya Allah, tetapkan hatiku.” Simple, tapi manjur.
Kedua, jangan jadikan perasaan, ‘Bos’.
Perasaan itu kayak cuaca yang tidak bisa diprediksi BMKG. Kadang cerah, kadang hujan, kadang gerimis tipis-tipis tapi bikin galau. Kalau hidup dipimpin perasaan, ya siap-siap aja jadi korban mood swing. Islam ngajarin kita untuk jadikan wahyu sebagai bos, bukan perasaan.
“Maka berpegang teguhlah kamu kepada apa yang diwahyukan kepadamu.” (TQS. Az-Zukhruf: 43)
Pegang wahyu erat-erat, biar nggak kelempar ombak mood sendiri
Ketiga, bikin hati sibuk dengan kebaikan. Kata pepatah, “Hati yang kosong lebih berbahaya daripada dompet yang kosong.” Kalau hati kosong, bisikan setan gampang masuk.
Ibnul Qayyim pernah mengingatkan, hati yang nggak sibuk dengan kebaikan, bakal disibukkan dengan keburukan.
Makanya isi hati dengan zikir, ngaji, sedekah, atau sekadar bantu orang. Sibuk baik-baik, insyaAllah hati lebih stabil.
Keempat, belajar cuek yang berkelas Hati bolak-balik itu sering karena kita terlalu peduli sama hal-hal remeh. Nah, kadang kita butuh jurus cuek elegan. Cuek bukan berarti bebal, tapi tahu mana yang harus direspon dan mana yang cukup diserahkan ke Allah.
Ali bin Abi Thalib ra. mengatakan, “Ridha terhadap takdir adalah puncak keyakinan.”
Jadi, kalau ada hal yang bikin hati jungkir balik, tarik napas, senyum, lalu katakan,
“Qaddarallah wa maa syaa’a fa’ala.” (Allah telah menakdirkan (hal itu terjadi) dan apa yang Dia kehendaki, Dia lakukan).
Kelima, upgrade cinta dari makhluk ke Allah. Ini jurus pamungkas. Banyak hati bolak-balik karena kita gantungkan terlalu banyak rasa ke manusia, benda, atau dunia. Padahal semua itu fana. Allah ngingetin,
“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menjadikan tandingan-tandingan selain Allah, mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cintanya kepada Allah...” (TQS. Al-Baqarah: 165).
Kalau hati lebih banyak di-charge ke Allah, insyaAllah stabil. Jadi beb, hati itu memang spesialis bolak-balik rasa. Tapi jangan biarkan hati jadi supir liar yang bikin hidup nyusruk. Pegang kemudi dengan iman, rem dengan sabar, gas dengan doa.
Kalau lagi down, ingat bahwa sabar itu bukan berarti nggak pernah nangis, tapi tetap jalan lurus meski sambil lap air mata. Kalau lagi naik semangat, ingat, jangan sombong, karena hati bisa balik arah kapan aja.
Akhirnya, satu kunci biar hati selamat dunia akhirat adalah
"Jangan gantungkan hidup pada rasa, tapi gantungkan hati pada Allah. Biar dunia jungkir balik, kita tetap tegak di atas jalan-Nya."
Barakallahufikum.
Via
Nafsiyah
Posting Komentar