IBRAH
Berani Jujur Itu, Hebat!
Oleh: Kartika Soetarjo
(Sahabat Tanah Ribath Media)
TanahRibathMedia.Com—Dalam urusan belanja kebutuhan pokok, ibu-ibu ditantang untuk selalu pandai mendapatkan barang-barang yang bagus kualitasnya serta murah harganya. Agar uang dapat dihemat, dan masakan selalu nikmat.
Begitupun dengan sosok bu Fatimah, seorang ibu rumah tangga yang termasuk pandai dalam urusan berbelanja. Ia begitu apik mengatur keuangan dalam berbelanja, dengan menggunakan prinsip "belanja yang dibutuhkan, bukan yang diinginkan". Sebagai konsumen, bisa dipastikan semua pasti mempunyai pedagang langganan untuk berbelanja.
Seperti ibu-ibu yang lain, bu Fatimah pun mempunyai langganan dalam berbelanja, terutama dalam belanja sayuran. Kios sayuran langganan bu Fatimah selalu ramai, tidak pernah sepi dari pembeli. Selain kualitas sayurannya baik, sehat dan segar, harganya pun termasuk murah jika dibandingkan dengan harga sayuran di kios-kios lain yang pernah bu Fatimah kunjungi.
Tidak jauh dari kios langganan Bu Fatimah berbelanja, ada satu kios sayuran yang selalu sepi dari pembeli. Tak jarang pedagangnya bengong sendiri sambil melihat kios tetangganya yang selalu laris.
Karena merasa iba melihat pedagang yang selalu sepi pembeli tersebut, suatu hari bu Fatimah mencoba membeli beberapa jenis sayuran yang sudah dikemas dengan plastik dari pedagang tersebut, dan ternyata harganya pun sedikit lebih mahal dari pedagang langganannya.
"Hemmm..., lumayan mahal harganya," gumam bu Fatimah.
Setelah membayar sayuran, bu Fatimah pun pulang.
Sasampainya di rumah, bu Fatimah langsung membuka kemasan sayuran tersebut. Betapa terkejutnya ia, karena ada beberapa jenis sayuran yang sudah busuk dalam kemasan tersebut. Ia pun terdiam sambil bergumam, "Ooo pantesan sepi, selain harganya yang mahal, kualitas barangnya pun jelek".
Ada pelajaran dalam kisah tersebut yaitu dalam berdagang tidak boleh mencampuradukkan barang yang segar dengan barang yang busuk.
Dalam Islam, menjual barang yang segar dicampur dengan barang yang sudah busuk atau barang yang tidak sesuai dengan deskripsi adalah bentuk penipuan dan dilarang. Karena menjual barang yang dicampur dapat merugikan pembeli.
Dalam hadis pun Rasulullah bersabda, "Barang siapa menipu, maka ia bukan dari golonganku".
Dalam hadis riwayat Muslim ini, menunjukan bahwa penipuan dalam jual beli adalah perbuatan yang sangat tercela.
Dalam Islam, jual beli yang mengandung penipuan dapat menyebabkan akad menjadi batal, dan pembeli berhak menuntut pengembalian uang atau barang.
Begitupun dalam kehidupan sehari-hari, kejujuran adalah hal yang harus diutamakan, contohnya kejujuran dalam membawa amanah. Kejujuran dalam dalam membawa amanah merupakan landasan penting dalam menjalankan kehidupan, baik dalam konteks pribadi, sosial, atau profesional. Kejujuran yang berarti kesesuaian dalam perkataan dan perbuatan menjadi kunci utama dalam membangun kepercayaan dan hubungan yang harmonis.
Kejujuran adalah dasar dari segala bentuk amanah. Tanpa kejujuran, amanah akan mudah dikhianati, dan kepercayaan akan hilang. Oleh karenanya, janganlah sekali-kali berlaku tidak jujur atau curang! Karena sekali saja berkhianat, maka selamanya kepecayaan itu tidak akan didapat. Jujurlah! Karena berani jujur itu, hebat!
Wallahu alam bisshawwab.
Via
IBRAH
Posting Komentar