Telusuri
  • Pedoman Media
  • Disclaimer
  • Info Iklan
  • Form Pengaduan
  • Home
  • Berita
    • Nasional
    • Lensa Daerah
    • Internasional
  • Afkar
    • Opini Tokoh
    • Opini Anda
    • Editorial
  • Remaja
    • Video
  • Sejarah
  • Analisa
    • Tsaqofah
    • Hukum
  • Featured
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Pendidikan Anak
    • Pendidikan Remaja
    • FiksiBaru
Tanah Ribath Media
Beranda Opini Sistem Islam, Akhiri Kekerasan terhadap Anak
Opini

Sistem Islam, Akhiri Kekerasan terhadap Anak

Tanah Ribath Media
Tanah Ribath Media
24 Jun, 2025 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp


Oleh: Siti Aysyah
(Sahabat Tanah Ribath Media)

TanahRibathMedia.Com—Lagi-lagi publik dikejutkan oleh kasus kekerasan terhadap anak yang merenggut nyawa. Seorang balita berusia dua tahun di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau, tewas dianiaya oleh pasangan suami istri yang merupakan pengasuhnya. Tragisnya, kekerasan itu dipicu hanya karena korban dianggap rewel.

Pelaku merupakan pasangan suami istri yang dititipi anak oleh orang tua korban karena sang ibu harus bekerja. Kepada orang tua korban, pelaku berdalih bahwa anak tersebut mengalami kecelakaan lalu lintas dan sedang dirawat di rumah sakit. Namun kenyataannya, sang anak sudah dalam kondisi sekarat saat tiba di rumah sakit, dan tak lama kemudian meninggal dunia. Hasil pemeriksaan medis menunjukkan banyak luka bekas penganiayaan di tubuh mungil korban.

Awalnya kedua pelaku tidak mengakui perbuatannya. Namun, bukti tak terbantahkan muncul berupa rekaman video yang menunjukkan sang suami tengah melakukan kekerasan fisik terhadap korban, sementara istrinya merekam sambil tertawa (Kompas.com, 17 Juni 2025) 

Tragedi memilukan ini bukanlah kasus tunggal. Kekerasan terhadap anak semakin marak, bahkan sering terjadi di dalam lingkup keluarga sendiri, oleh orang-orang terdekat yang seharusnya menjadi pelindung. Berdasarkan data Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA), sepanjang Januari hingga Desember 2024 tercatat 19.628 kasus kekerasan, dengan total korban mencapai 21.648 orang—mayoritas adalah perempuan. Ironisnya, tempat kejadian terbanyak justru berada di lingkungan rumah tangga. 

Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) 2024 mengungkap bahwa satu dari empat perempuan di Indonesia pernah mengalami kekerasan fisik dan/atau seksual sepanjang hidupnya. Sementara Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan Remaja (SNPHAR) 2024 menyebut satu dari dua anak di Indonesia pernah mengalami kekerasan emosional.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Choiri Fauzi, bahkan menyatakan bahwa kekerasan seksual menjadi jenis kekerasan paling banyak dilaporkan di Indonesia. (MNews.com, 20 Mei 2025)

Rentetan kekerasan ini bukan hanya karena kegagalan individu, tetapi juga akibat dari sistem kehidupan hari ini yakni sistem kapitalisme sekuler yang menempatkan nilai materi di atas segalanya. Banyak ibu terpaksa meninggalkan peran utama mereka sebagai ummun wa rabbatul bait (ibu dan pengatur rumah tangga) demi mencari nafkah. Akibatnya, anak-anak kehilangan pengasuhan yang tepat dan aman.

Sistem sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan telah menciptakan tatanan masyarakat yang rapuh. Tanpa landasan iman, keluarga kehilangan arah. Aturan hidup tak lagi selaras dengan fitrah manusia.

Berbeda halnya dengan sistem Islam di bawah naungan Khilafah Islamiyyah, di mana aturan hidup ditetapkan berdasarkan wahyu Ilahi. Islam memuliakan perempuan dan menempatkan keluarga sebagai pilar utama peradaban. Syariat Islam mewajibkan individu untuk bertakwa, berakhlak, dan membentuk keluarga yang kokoh dalam keimanan.

Sebagaimana firman Allah Swt.:

"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan." (TQS. At-Tahrim: 6)

Sejarah peradaban Islam mencatat bahwa selama lebih dari 13 abad di bawah Khilafah, hanya terdapat sekitar 200 kasus kriminal. Ini menjadi bukti bahwa sistem Islam mampu menciptakan masyarakat yang aman, sejahtera, dan beradab.

Wallahu a’lam bish-shawab.
Via Opini
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru

Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar

- Advertisment -
Pasang Iklan Murah
- Advertisment -
Pasang Iklan Murah

Featured Post

Gelombang Pengangguran Gen Z di Kepri: Kota Industri yang Kehilangan Arah

Tanah Ribath Media- Desember 05, 2025 0
Gelombang Pengangguran Gen Z di Kepri: Kota Industri yang Kehilangan Arah
Oleh: Ilma Nafiah (Sahabat Tanah Ribath Media) TanahRibathMedia.Com— Gelombang pencari kerja yang memadati setiap Job Fair di Batam sudah lama menj…

Most Popular

Penculikan Anak kembali Marak

Penculikan Anak kembali Marak

Desember 02, 2025
Gaza masih Berdarah, Dunia Diam

Gaza masih Berdarah, Dunia Diam

Desember 02, 2025
Di Balik Panggung Hari Guru: Ketidakadilan Struktural yang Tak Pernah Usai

Di Balik Panggung Hari Guru: Ketidakadilan Struktural yang Tak Pernah Usai

Desember 02, 2025

Editor Post

Tak Habis Pikir

Tak Habis Pikir

Juni 11, 2023
Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Juni 09, 2023
Anak Terjerat Prostitusi Online, Dimana Perlindungan Negara?

Anak Terjerat Prostitusi Online, Dimana Perlindungan Negara?

Agustus 06, 2024

Popular Post

Penculikan Anak kembali Marak

Penculikan Anak kembali Marak

Desember 02, 2025
Gaza masih Berdarah, Dunia Diam

Gaza masih Berdarah, Dunia Diam

Desember 02, 2025
Di Balik Panggung Hari Guru: Ketidakadilan Struktural yang Tak Pernah Usai

Di Balik Panggung Hari Guru: Ketidakadilan Struktural yang Tak Pernah Usai

Desember 02, 2025

Populart Categoris

Tanah Ribath Media

Tentang Kami

Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Contact us: contact@gmail.com

Follow Us

Copyright © 2023 Tanah Ribath Media All Right Reserved
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Advertisement
  • Contact Us