Telusuri
  • Pedoman Media
  • Disclaimer
  • Info Iklan
  • Form Pengaduan
  • Home
  • Berita
    • Nasional
    • Lensa Daerah
    • Internasional
  • Afkar
    • Opini Tokoh
    • Opini Anda
    • Editorial
  • Remaja
    • Video
  • Sejarah
  • Analisa
    • Tsaqofah
    • Hukum
  • Featured
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Pendidikan Anak
    • Pendidikan Remaja
    • FiksiBaru
Tanah Ribath Media
Beranda Opini Ketika Fantasi Sedarah Semakin Marak, Maka Keluarga Telah Mati di Tangan Sekularisme
Opini

Ketika Fantasi Sedarah Semakin Marak, Maka Keluarga Telah Mati di Tangan Sekularisme

Tanah Ribath Media
Tanah Ribath Media
29 Mei, 2025 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp

Oleh: Endah Dwianti, S.E., CA., M.Ak.
(Pengusaha)

TanahRibathMedia.Com—Di tengah gegap gempita bangsa ini mengeklaim sebagai negeri agamis, fakta justru menampar kesadaran kita dengan keras: sebuah grup Facebook yang secara terbuka mempromosikan fantasi inses. Bukan fiksi, ini nyata. Diakses, dikomentari, dibagikan, bahkan didiskusikan seolah-olah itu hal biasa. Maka pertanyaannya, bukan sekadar "kok bisa?" tetapi kenapa kita sampai pada titik ini?

Jawabannya sederhana, tetapi menuntut keberanian untuk diakui: karena kita hidup di bawah sistem yang rusak yaitu sekularisme yang menyingkirkan agama dari ruang publik dan kapitalisme yang menjadikan manusia sekadar alat produksi dan konsumsi.

Kapitalisme dan Sekularisme: Dua Wajah Sistem yang Sama-Sama Busuk

Sekularisme memisahkan agama dari kehidupan. Kapitalisme menghamba pada keuntungan. Keduanya melahirkan generasi tanpa nilai, tanpa arah, tanpa pagar. Dalam sistem ini, agama boleh hidup, asal dibatasi pada sajadah dan tembok masjid. Namun, ketika ia bicara tentang moral, keluarga, media, atau kebijakan publik, ia akan dibungkam sebagai “radikal” atau “kolot”.

Di saat yang sama, kapitalisme terus memoles dosa menjadi gaya hidup. Seks bebas dilabeli kebebasan berekspresi. Aurat dipamerkan atas nama seni. Pornografi dikemas jadi hiburan. Fantasi disimpang tak lagi dianggap abnormal, tetapi alternatif. Lalu saat inses merebak, semua pura-pura terkejut?

Hal yang lebih tragis adalah peran negara. Negara yang seharusnya menjadi penjaga moral dan pemangku kebijakan, justru hanya tampil sebagai buzer moral musiman. Sekadar mengutuk, mengusut, lalu lupa. 

Padahal, sistem hukum dan kebijakan yang ada justru membuka ruang lebar bagi penyimpangan: sensor longgar, edukasi moral nihil, konten vulgar lolos klasifikasi 18+, dan pergaulan bebas yang dilegalkan. Negara dalam sistem sekuler kapitalis ibarat pemadam kebakaran yang sibuk menyiram api di ujung daun, tetapi membiarkan bensin terus disiram ke akar.

Islam: Bukan Opsi, tetapi Kebutuhan Peradaban

Berbeda dengan sistem hari ini yang membebaskan nafsu lalu kebingungan ketika ia membakar, Islam hadir bukan hanya untuk memadamkan kebakaran moral, tetapi mencegahnya sejak percikan pertama. Islam tidak hanya melarang inses, tetapi membangun pagar kokoh yang menjaganya tetap haram dalam akal dan perilaku. 

Islam mewajibkan hijab, bukan sekadar kain, tetapi sistem interaksi yang menjaga kemuliaan perempuan. Islam memisahkan ruang publik lelaki-perempuan non-mahram, bukan untuk membatasi, tapi untuk menjaga. Islam mengharuskan amar makruf nahi mungkar agar masyarakat saling mengoreksi, bukan saling membiarkan.

Hal yang paling penting, Islam menjadikan negara sebagai penjaga moral tertinggi. Negara dalam Islam tidak netral terhadap maksiat. Ia aktif mencegah, menghukum, dan mendidik. Sistem pendidikan dan medianya diarahkan untuk membentuk manusia bertakwa, bukan budak konten.

Kita terlalu lama tertipu bahwa penyimpangan adalah masalah personal, bukan sistemis. Bahwa pelakunya sekadar “sakit” atau “sesat”, bukan korban dari sistem pendidikan sekuler, media liberal, dan hukum permisif. Padahal, kerusakan ini bukan hanya dosa individu, tetapi dosa kolektif akibat pembiaran sistematis.

Jika akar masalahnya adalah sistem, maka solusinya juga sistem. Kita tak sedang butuh revisi KUHP, atau penambahan pasal-pasal moralitas semu. Kita butuh sistem yang menyeluruh yang menjadikan akidah Islam sebagai dasar hukum, media, pendidikan, dan kehidupan keluarga.

Itulah Islam. Bukan Islam versi privat. Namun, Islam sebagai ideologi yang mengatur negara dan masyarakat secara menyeluruh. Selama kita masih bersikukuh mempertahankan sistem sekuler kapitalis ini, maka bersiaplah melihat lebih banyak keluarga hancur, lebih banyak generasi tumbuh tanpa arah, dan lebih banyak kebiadaban yang disulap jadi “pilihan hidup.” Islam secara kafah. Bukan untuk romantisme masa lalu. Namun, untuk menyelamatkan masa depan peradaban manusia. Sebelum semuanya benar-benar terlambat.

Wallahualam bisshawab.
Via Opini
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru

Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar

- Advertisment -
Pasang Iklan Murah
- Advertisment -
Pasang Iklan Murah

Featured Post

Perundungan terus Terjadi: Bukti Kegagalan Pendidikan Kapitalis

Tanah Ribath Media- Juli 09, 2025 0
Perundungan terus Terjadi: Bukti Kegagalan Pendidikan Kapitalis
Oleh: Khonsa An Naura D. (Sahabat Tanah Ribath Media) TanahRibathMedia.Com— Kasus perundungan terhadap anak umur 13 tahun oleh dua temannya yang be…

Most Popular

‘Skill Spiritual’ dalam Salat, Menjanjikan Keuntungan Besar di Akhirat

‘Skill Spiritual’ dalam Salat, Menjanjikan Keuntungan Besar di Akhirat

Juli 05, 2025
Indonesiaku Sayang, Indonesiaku Malang

Indonesiaku Sayang, Indonesiaku Malang

Juli 05, 2025
Stok Beras Melimpah tapi Rakyat Makin Susah

Stok Beras Melimpah tapi Rakyat Makin Susah

Juli 02, 2025

Editor Post

Anak Terjerat Prostitusi Online, Dimana Perlindungan Negara?

Anak Terjerat Prostitusi Online, Dimana Perlindungan Negara?

Agustus 06, 2024
Tak Habis Pikir

Tak Habis Pikir

Juni 11, 2023
Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Juni 09, 2023

Popular Post

‘Skill Spiritual’ dalam Salat, Menjanjikan Keuntungan Besar di Akhirat

‘Skill Spiritual’ dalam Salat, Menjanjikan Keuntungan Besar di Akhirat

Juli 05, 2025
Indonesiaku Sayang, Indonesiaku Malang

Indonesiaku Sayang, Indonesiaku Malang

Juli 05, 2025
Stok Beras Melimpah tapi Rakyat Makin Susah

Stok Beras Melimpah tapi Rakyat Makin Susah

Juli 02, 2025

Populart Categoris

Tanah Ribath Media

Tentang Kami

Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Contact us: contact@gmail.com

Follow Us

Copyright © 2023 Tanah Ribath Media All Right Reserved
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Advertisement
  • Contact Us