Telusuri
  • Pedoman Media
  • Disclaimer
  • Info Iklan
  • Form Pengaduan
  • Home
  • Berita
    • Nasional
    • Lensa Daerah
    • Internasional
  • Afkar
    • Opini Tokoh
    • Opini Anda
    • Editorial
  • Remaja
    • Video
  • Sejarah
  • Analisa
    • Tsaqofah
    • Hukum
  • Featured
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Pendidikan Anak
    • Pendidikan Remaja
    • FiksiBaru
Tanah Ribath Media
Beranda Opini MinyaKita, Benarkah Milik Kita?
Opini

MinyaKita, Benarkah Milik Kita?

Tanah Ribath Media
Tanah Ribath Media
27 Jul, 2024 0 0
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp

Oleh: Yuke Octavianty
(Forum Literasi Muslimah Bogor)

TanahRibathMedia.Com—Fenomena kenaikan harga MinyaKita masih menyedot perhatian publik. Kenaikan harga yang tidak masuk akal di tengah melimpahnya produksi sawit tanah air. 

Ketua Pengurus Harian YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia), Tulus Abadi menilai langkah pemerintah menaikkan harga eceran tertinggi (HET) MinyaKita dari Rp14.000 menjadi Rp15.700 tidak masuk akal. Pasalnya, dia menyebut Indonesia merupakan salah satu negara eksportir minyak sawit mentah (Crude Palm Oil), bahan baku minyak goreng (tempo, 20-7-2024). 

Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), stok awal CPO Januari 2024 sebesar 3,146 juta ton. Dari jumlah tersebut, konsumsi dalam negeri mencapai 1,942 juta ton, sedangkan jumlah ekspor mencapai angka 2,802 juta ton. Kenaikan harga minyaKita merupakan hasil dari gagasan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Zulhas), yang menyebutkan bahwa minyak goreng rakyat harus menyesuaikan dengan nilai rupiah yang merosot sampai nilai Rp16. 344. Tidak hanya itu, Zulhas pun menyebutkan penyesuaian harga minyaKita perlu disetarakan dengan harga sembako lain di pasaran. 

Menyoal fenomena tersebut, Peneliti Center of Reform on Economics (CORE) Eliza Mardian mengungkapkan, kenaikan HET MinyaKita disebabkan buruknya proses distribusi. Liza berpendapat, minyak goreng rakyat itu justru banyak diedarkan oleh pihak swasta, bukan BUMN pangan. Jadi masalah utama adalah proses distribusi, bukan produksi. Fakta ini tentu semakin menekan ekonomi rakyat. Di tengah naiknya beragam bahan sembako, kini bertambah parah dengan naiknya harga minyaKita. 

Kebijakan Beraroma Kapitalistik

Fenomena kenaikan harga MinyaKita terbilang tidak masuk akal. Mengingat Indonesia adalah negeri penghasil sawit terbesar. Tata kelola yang keliru membuahkan banyak masalah yang membelit. Semua ini sebagai hasil diterapkannya sistem ekonomi kapitalisme yang tidak pernah menilik kepentingan rakyat. Setiap kebijakan yang ditetapkan hanya berorientasi bisnis untuk kepentingan para pemodal dan oligarki. 

Parahnya lagi, negara tidak mengurusi masalah distribusi. Distribusi dikuasai perusahaan sehingga memperpanjang rantai distribusi. Wajar saja, produk sampai di tangan konsumen dengan harga mahal. Inilah negara dengan tata kelola kapitalisme. Semua kebijakan ditetapkan atas dasar untung rugi. Tanpa memperhatikan kepentingan rakyat. 

Mekanisme Islam

Rasulullah saw. bersabda, 
 "Sesungguhnya kepemimpinan merupakan sebuah amanah, di mana kelak di hari kiamat akan mengakibatkan kerugian dan penyesalan. Kecuali mereka yang melaksanakannya dengan cara baik, serta dapat menjalankan amanahnya sebagai pemimpin." (HR Muslim).

Tata kelola dan mekanisme pengaturan kepentingan rakyat membutuhkan sistem yang amanah. Sistem Islam, satu-satunya harapan yang menjanjikan solusi adil dan bijaksana. 

Masalah distribusi terus membelit. Tak ayal, dampaknya pun membuat  rakyat kesulitan mengakses kebutuhan. Inilah fakta yang terjadi dalam distribusi MinyaKita.   

Konsep syariat Islam menetapkan konsep yang adil dalam mengatur urusan rakyat. Distribusi menjadi masalah inti dalam pengadaan barang di lapang. Poin tersebut menjadi titik kritis yang seringkali dimanfaatkan para kapitalis pencari keuntungan materi. Islam memberikan aturan yang tegas dalam hal distribusi. Negara menetapkan kebijakan pengawasan ketersediaan barang dan penyalurannya. Negara pun menetapkan kebijakan sanksi tegas jika ditemukan pihak-pihak yang merusak alur distribusi, seperti kartel. Semua dilakukan sebagai bentuk ketaatan pada syariat Islam. Dan menjadikan rakyat sebagai amanah utama yang harus dijamin kehidupannya. Pelaku kartel diminimalisir dengan kebijakan tegas hingga akhirnya negara benar-benar mampu mengawasi dan mengendalikan pasar sesuai kepentingan rakyat. Kehidupan rakyat pun terjaga secara menyeluruh dalam memenuhi seluruh kebutuhannya.

Mekanisme ini akan mudah diterapkan dalam negara bersistemkan Islam yang memprioritaskan kepentingan rakyat. Aturan pengadaan atau distribusi barang diatur dalam kebijakan tegas. Aturan ini ditetapkan demi menjamin ketersediaan barang. Sehingga rakyat mudah mengakses barang dengan harga terjangkau. Islam-lah satu-satunya sistem sempurna. Pondasinya berpijak pada syariat yang menjamin berkah bagi seluruh umat. Wallahu a'lam bishshowwab
Via Opini
Facebook
Twitter
Telegram
WhatsApp
Postingan Lama
Postingan Lebih Baru

Anda mungkin menyukai postingan ini

Posting Komentar

- Advertisment -
Pasang Iklan Murah
- Advertisment -
Pasang Iklan Murah

Featured Post

Dampak Kapitalisme Digital terhadap Krisis Mental Generasi Muda

Tanah Ribath Media- Desember 19, 2025 0
Dampak Kapitalisme Digital terhadap Krisis Mental Generasi Muda
Oleh: Elsa (Muslimah Kebumen) TanahRibathMedia.Com— Di era digital saat ini, kemajuan teknologi sering dipersepsikan sebagai simbol kemudahan dan k…

Most Popular

Berbagai Bencana Meluas, Kebijakan Tak Juga Tegas

Berbagai Bencana Meluas, Kebijakan Tak Juga Tegas

Desember 13, 2025
Miris, Bencana Sumatra Bukan Bencana Nasional

Miris, Bencana Sumatra Bukan Bencana Nasional

Desember 12, 2025
Mengepak Sayap Dakwah, agar Terbang di Setiap Paragraf Naskah

Mengepak Sayap Dakwah, agar Terbang di Setiap Paragraf Naskah

Desember 15, 2025

Editor Post

Tak Habis Pikir

Tak Habis Pikir

Juni 11, 2023
Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Untuk Engkau yang Merindu Bahagia

Juni 09, 2023
Anak Terjerat Prostitusi Online, Dimana Perlindungan Negara?

Anak Terjerat Prostitusi Online, Dimana Perlindungan Negara?

Agustus 06, 2024

Popular Post

Berbagai Bencana Meluas, Kebijakan Tak Juga Tegas

Berbagai Bencana Meluas, Kebijakan Tak Juga Tegas

Desember 13, 2025
Miris, Bencana Sumatra Bukan Bencana Nasional

Miris, Bencana Sumatra Bukan Bencana Nasional

Desember 12, 2025
Mengepak Sayap Dakwah, agar Terbang di Setiap Paragraf Naskah

Mengepak Sayap Dakwah, agar Terbang di Setiap Paragraf Naskah

Desember 15, 2025

Populart Categoris

Tanah Ribath Media

Tentang Kami

Menebar opini Islam di tengah-tengah umat yang terkungkung sistem kehidupan sekuler.

Contact us: contact@gmail.com

Follow Us

Copyright © 2023 Tanah Ribath Media All Right Reserved
  • Disclaimer
  • Privacy
  • Advertisement
  • Contact Us